Kunci-Kunci Surga
![](http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
https://ahlussunnah-muna.blogspot.com/2015/05/kunci-kunci-surga.html
Ibarat
sebuah pintu, surga membutuhkan sebuah kunci untuk membuka pintu-pintunya.
Namun, tahukah Anda apa kunci surga itu? Bagi yang merindukan surga, tentu akan
berusaha mencari kuncinya walaupun harus mengorbankan nyawa.
Tetapi
Anda tak perlu gelisah, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah
menunjukkan pada umatnya apa kunci surga itu, sebagaimana tersebut dalam sebuah
hadits yang mulia, beliau bersabda:
“Barang
siapa mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah dengan penuh keikhlasan, maka dia
akan masuk surga.“ (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang shahih).
Ternyata,
kunci surga itu adalah Laa ilaahaa illallah, kalimat Tauhid yang begitu sering
kita ucapkan. Namun semudah itukah pintu surga kita buka? Bukankah banyak orang
yang siang malam mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah, tetapi mereka masih
meminta-minta (berdoa dan beribadah) kepada selain Allah, percaya kepada
dukun-dukun dan melakukan perbuatan syirik lainnya? Akankah mereka ini juga
bisa membuka pintu surga? Tentu tidak mungkin!
Dan
ketahuilah, yang namanya kunci pasti bergerigi. Begitu pula kunci surga yang
berupa Laa ilaaha illallah itu, ia pun memiliki gerigi. Jadi, pintu surga itu
hanya bisa dibuka oleh orang yang memiliki kunci yang bergerigi.
Al
Imam Al Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya (3/109), bahwa seseorang pernah
bertanya kepada Al Imam Wahab bin Munabbih (seorang tabi’in terpercaya dari
Shan’a yang hidup pada tahun 34-110 H), “Bukankah Laa ilaaha illallah itu kunci
surga?” Wahab menjawab: “Benar, akan tetapi setiap kunci yang bergerigi. Jika
engkau membawa kunci yang bergerigi, maka pintu surga itu akan dibukakan
untukmu!”
Lalu,
apa gerangan gerigi kunci itu Laa ilaaha illallah itu?
Ketahuilah,
gerigi kunci Laa ilaaha illallah itu adalah syarat-syarat Laa ilaaha illallah.
Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qashim Al Hambali An-Najdi rahimahullah,
penyusun kitab Hasyiyyah Tsalatsatil Ushul, pada halaman 52 kitab tersebut
menyatakan, syarat-syarat Laa ilaaha illallah itu ada delapan, yaitu:
Pertama:
Al ‘Ilmu (mengetahui)
Maksudnya
adalah Anda harus mengetahui arti (makna) Laa ilaaha illallah secara benar.
Adapun artinya adalah: “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.”
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang
siapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah, niscaya dia akan masuk surga.” (HR. Muslim).
Seandainya
Anda mengucapkan kalimat tersebut, tetapi Anda tidak mengerti maknanya, maka
ucapan atau persaksian tersebut tidak sah dan tidak ada faedahnya.
Kedua:
Al Yaqin (Meyakini)
Maksudnya
adalah Anda harus menyakini secara pasti kebenaran kalimat Laa ilaaha illallah
tanpa ragu dan tanpa bimbang sedikitpun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Aku
bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku
adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Allah sambil membawa
dua kalimat syahadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk surga.”
(HR. Muslim).
Ketiga:
Al Qobul (Menerima)
Maksudnya
Anda harus menerima segala tuntunan Laa ilaaha illallah dengan senang hati,
baik secara lisan maupun perbuatan, tanpa menolak sedikit pun. Anda tidak boleh
seperti orang-orang musyirik yang digambarkan oleh Allah dalam Al Qur’an:
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ * وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو
آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
“Orang-orang
yang musyrik itu apabila di katakan kepada mereka: (ucapkanlah) Laa ilaaha
illallah, mereka menyombongkan diri seraya berkata: Apakah kita harus
meninggalkan sesembahan-sesembahan kita hanya karena ucapan penyair yang gila
ini?” (Ash Shaffat: 35-36).
Keempat:
Al Inqiyad (Tunduk Patuh)
Maksudnya
Anda harus tunduk dan patuh melaksanakan tuntunan Laa ilaaha illallah dalam
amal-amal nyata. Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ
“Kembalilah
ke jalan Tuhanmu, dan tunduklah kepada-Nya.“ (Az-Zumar: 54).
Allah
Ta’ala juga berfirman:
وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى
اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى
“Dan
barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada ikatan tali yang
amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illallah).” (Luqman: 22).
Kelima:
Ash Shidq (Jujur atau Benar)
Maksudnya
Anda harus jujur dalam melaksanakan tuntutan Laa ilaaha illallah, yakni sesuai
antara keyakinan hati dan amal nyata, tanpa disertai kebohongan sedikit pun.
Nabi
Shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Tidaklah
seseorang itu bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali
Allah dan Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya, dia mengucapkannya dengan
jujur dari lubuk hatinya, melainkan pasti Allah mengharamkan neraka atasnya.”
(HR. Al Bukhari dan Muslim).
Keenam:
Al Ikhlas (Ikhlas)
Maksudnya
Anda harus membersihkan amalan Anda dari noda-noda riya’ (amalan ingin di lihat
dan dipuji oleh orang lain), dan berbagai amalan kesyirikan lainnya.
Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya
Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah
semata-mata hanya untuk mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla.” (HR. Al
Bukhari dan Muslim).
Ketujuh:
Al Mahabbah (Cinta)
Maksudnya
Anda harus mencintai kalimat tauhid, tuntunannya, dan mencintai juga kepada
orang-orang yang bertauhid dengan sepenuh hati, serta membenci segala perkara
yang merusak tauhid itu.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ
دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا
أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Dan
di antara manusia ada yang menbuat tandingan-tandingan (sekutu) selain Allah
yang dicintai layaknya mencintai Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman,
sangat mencintai Allah di atas segala-galanya).” (Al-Baqarah: 165).
Dari
sini kita tahu, Ahlut Tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih.
Sedangkan ahlus syirik mencintai Allah dan mencintai tuhan-tuhan yang lainnya.
Hal ini tentu sangat bertentangan dengan isi kandungan Laa ilaaha
illallah.(ed,).
Kedelapan:
Al Kufru bimaa Siwaahu (Mengingkari Sesembahan yang Lain)
Maksudnya
Anda harus mengingkari segala sesembahan selain Allah, yakni tidak
mempercayainya dan tidak menyembahnya, dan juga Anda harus yakin bahwa seluruh
sesembahan selain Allah itu batil dan tidak pantas disembah.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala menyatakan:
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ
وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ
لَهَا
“Maka
barang siapa mengingkari thoghut (sesembahan selain Allah) dan hanya beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh pada ikatan tali yang
amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illallah), yang tidak akan putus….”
(Al-Baqarah: 256).
Saudaraku
kaum muslimin, dari sini dapatlah kita ketahui, bahwa orang yang mengucapkan
kalimat Laa ilaaha illallah hanya dengan lisannya tanpa memenuhi
syarat-syaratnya, dia bagaikan orang yang memegang kunci tak bergerigi,
sehingga mustahil baginya untuk membuka pintu surga, walaupun dia
mengucapkannya lebih dari sejuta banyaknya. Karena itu perhatikanlah!
Wallahu
a’lamu bish shawwab.
)*
Penulis Al Ustadz Agus Su’aidi-hafizhahullah- beliau adalah Pimpinan Pondok Pesantren Al Bayyinah Sidayu
Gresik
http://blog.wira.web.id/2010/02/10/kunci-surga