Amalan-Amalan Perisai Dari Api Neraka (Bag. 1)



Dari Abu Hurairah a, Rasulullah  bersabda,

مَثَلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهَا جَعَلَ الْفَرَاشُ وَهَذِهِ الدَّوَابُّ الَّتِي فِي النَّارِ يَقَعْنَ فِيهَا وَجَعَلَ يَحْجُزُهُنَّ وَيَغْلِبْنَهُ فَيَتَقَحَّمْنَ فِيهَا. قَالَ: فَذَلِكُمْ مَثَلِي وَمَثَلُكُمْ أَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ عَنِّ النَّارِ؛ هَلُمَّ عَنْ النَّارِ! هَلُمَّ عَنِ النَّارِ! فَتَغْلِبُونِي تَقَحَّمُونَ فِيهَا
Permisalan diriku adalah seperti orang yang menyalakan api. Ketika api telah menyinari apa yang ada di sekelilingnya, berdatanganlah anai-anai dan hewanhewan yang berjatuhan ke dalamnya. Sementara itu, orang ini terus berusaha menghalangi mereka dari api, namun serangga-serangga itu mengabaikannya hingga berjatuhan ke dalamnya. Rasulullah  bersabda, Itulah permisalan diriku dan diri kalian (umatku). Aku menarik ikat-ikat pinggang kalian untuk menyelamatkan dari neraka (seraya berseru,), Jauhilah neraka! Jauhilah neraka! Namun, kalian (kebanyakan umatku) tidak menghiraukanku dan menerjang berjatuhan ke dalamnya.

¦ Semangat Rasul   Menyelamatkan Manusia dari Kebinasaan
Duhai, betapa indahnya permisalan yang disabdakan oleh Rasulullah . Permisalan beliau sangat mendalam dan penuh arti. Tentu saja, bagi orang-orang yang berakal dan memiliki kalbu. Allah kberfirman,
 Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (al-Ankabut: 43)
Permisalan dalam hadits Abu Hurairah k menunjukkan semangat Rasulullah  dalam membimbing umatnya agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, serta menyelamatkan mereka dari jurang kebinasaan. An-Nawawi v dalam al- Minhaj memberikan judul bab bagi hadits ini, bab Syafaqatuhu ala ummatihi wa mubalaghatuhu fi tahdzirihim mimma yadhurruhum. (Bab Kasih Sayang Rasulullah  kepada Umatnya dan Kesungguhan Beliau Memberi Peringatan dari Segala Hal yang Membahayakan Mereka).

¦ Manusia Terbagi Menjadi Dua: Selamat dan Celaka Meskipun Rasulullah  telah memperingatkan umat dari neraka dengan penuh kesungguhan, telah mengorbankan segala upaya siang dan malam, tetapi tetap saja sebagian mereka tidak taat dan memilih jalan kebinasaan. Perhatikan permisalan yang dibuat oleh Rasulullah . Di saat api menyala, anai-anai atau serangga sejenisnya bersikeras menuju kebinasaan. Ia berusaha keras mengusir dan menjauhkan serangga-serangga itu dan menyelamatkan mereka dari api. Tetapi, mereka tidak menghiraukannya, justru terus menerjang sehingga banyak yang berjatuhan ke dalam api dan sedikit yang terselamatkan. Demikian pula manusia di hadapan syariat Rasulullah Mereka terbagi menjadi dua golongan. Satu golongan selamat dan golongan lainnya lebih mencintai kebinasaan. Rasulullah  bersabda,

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى. قَالُوا: وَمَنْ يَأْبَى يَا رَسُولَ اللهِ؟ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
Semua umatku akan masuk jannah, kecuali mereka yang enggan. Sahabat bertanya, Siapa yang enggan, wahai Rasulullah? Orang yang taat kepadaku akan masuk jannah, dan orang yang memaksiatiku sungguh telah enggan (masuk jannah).
An-Nawawi v berkata , Maksud hadits di atas, Rasulullah  menyerupakan terjatuhnya orang-orang jahil dan menyimpang dalam neraka akhirat karena kemaksiatan-kemaksiatan dan syahwat padahal beliau  telah melarang mereka, seperti terjatuhnya anai-anai ke dalam api dunia karena hawa nafsu dan ketidakmampuan membedakan (api dan bukan api). Keduanya (baik manusia yang melakukan kemaksiatan maupun anai-anai yang memilih api) sama-sama bersemangat atas kebinasaan dirinya. (Syarah Shahih Muslim) Allah kberfirman,
$¸)ƒÌsù 3yyd $¸)ƒÌsùur ¨,ym ãNÍköŽn=tã ä's#»n=žÒ9$# 3 ÞOßg¯RÎ) (#räsƒªB$# tûüÏÜ»uŠ¤±9$# uä!$uŠÏ9÷rr& `ÏB Èbrߊ «!$# šcqç7|¡øtsur Nåk¨Xr& šcrßtGôgB ÇÌÉÈ  
Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk. (al-Araf: 30)

¦ Semangat Rasul  Memperingatkan Umatnya dari Neraka
Rasul  menyeru umatnya untuk menjauhkan diri dari neraka. Beliau  bersabda,
هَلُمَّ عَنِ النَّارِ، هَلُمَّ عَنْ النَّارِ
Jauhilah neraka! Jauhilah neraka
Seruan beliau semisal dengan firman Allah k,
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ  
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (at-Tahrim: 6)
Saudaraku, di antara semangat Rasulullah   menjauhkan manusia dari neraka ialah beliau mengabarkan tentang neraka, sifat-sifatnya, dan sifat para penghuninya. Rasulullah  pernah melihat neraka dalam beberapa kesempatan. Di antara kesempurnaan nasihat Rasulullah , beliau mengabarkan sifat-sifat neraka kepada umatnya agar mereka takut dan menghindar. Akan tetapi, kebanyakan manusia mengabaikan peringatan itu. Sebagai misal, al-Imam Muslim v meriwayatkan sebuah hadits yang menunjukkan bahwasanya Rasulullah  telah melihat neraka, sekaligus memperingatkan apa yang beliau lihat, yaitu pedihnya azab neraka. Abdullah bin Abbas c berkata, Terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah , beliau pun shalat (gerhana) bersama manusia.
Beliau berdiri lama seperti membaca surat al-Baqarah, kemudian rukuk dengan lama. Setelah itu, beliau bangkit dan berdiri lama, lebih pendek dari yang pertama. Kemudian beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dari rukuk yang pertama. Kemudian beliau sujud, lalu bangkit berdiri lama, tetapi lebih pendek dari rakaat pertama. Kemudian beliau rukuk dengan lama, tetapi lebih pendek dari rakaat pertama. Kemudian beliau bangkit dan berdiri lama tetapi lebih ringan dari sebelumnya, lalu rukuk dengan lama, tetapi lebih ringan dari yang awal. Kemudian sujud dan menyelesaikan shalatnya saat matahari telah muncul (shalat gerhana dalam hadits ini adalah dengan dua rukuk setiap rakaatnya, -red.).
Kemudian beliau berkata, Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari sekian tanda kekuasaan Allah k. Terjadinya gerhana atas keduanya bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana, berzikirlah kepada Allah k (shalatlah)! Para sahabat berkata, Wahai Rasulullah, kami melihat engkau di tempat berdirimu (ketika shalat gerhana) seakanakan mengambil sesuatu, kemudian kita melihat engkau menghindar dari sesuatu? (Apa yang terjadi wahai Rasulullah?)
Rasulullah  bersabda , Sesungguhnya aku melihat jannah (surga), maka aku memegang seuntai anggur. Andai aku mengambilnya, sungguh kalian akan makan darinya selama dunia ini masih ada. Aku juga melihat neraka yang aku belum pernah melihat pemandangan seperti ini dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita. Sahabat bertanya, Apa sebabnya, wahai Rasulullah? Mereka berbuat kekufuran, Sahabat bertanya, Apakah kekufuran kepada Allah k? Rasulullah  bersabda, Kekufuran kepada suami yakni dengan mengingkari kebaikannya. Seandainya engkau (suami) berbuat baik kepada salah seorang istri seumur hidupmu kemudian dia melihat satu kejelekan darimu, dia akan berkata, Belum pernah aku melihat satu kebaikan pun darimu. ( HR. Muslim dalam ash-Shahih no. 907)
Hadits tentang shalat gerhana di atas menjadi salah satu dalil dari sekian banyak dalil bahwa neraka sudah ada saat ini dan bahwasanya Rasulullah   telah melihatnya.

¦ Semangat Rasulullah  Mengajarkan Amalan yang Menyelamatkan dari Neraka
Di samping menyebutkan sifat neraka dan memperingatkan umat darinya, Rasulullah  sangat bersemangat mengajarkan amalan-amalan yang dapat menyelamatkan manusia darinya. Semua ini adalah bentuk kasih sayang yang besar dan tulus kepada manusia. Pada hakikatnya, semua amalan kebaikan, meski sedikit, akan menjadi benteng dari api neraka, insya Allah. Siapa yang melakukan amalan kebaikan walau seberat zarah, dia akan melihat balasan baik atas amalannya. Demikian janji Allah k dalam firman-Nya,
`yJsù ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB >o§sŒ #\øyz ¼çnttƒ ÇÐÈ  
 Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (az-Zalzalah: 7)

¦ Amalan Khusus yang Menjadi Sebab Keselamatan dari Api Neraka
Secara khusus, Rasulullah  telah menyebutkan beberapa amalan sebagai benteng dari api neraka. Di antara amalan-amalan tersebut adalah:
u  Mentauhidkan Allah k dan menjauhkan diri dari kesyirikan
Inilah pokok keselamatan dari azab Allah k di dunia dan di akhirat. Tauhid adalah fondasi semua amalan. Amalan seseorang tidak akan diterima tanpa tauhid. Disebutkan dalam sebuah hadits,
عَنْ مُعَاذٍ قَالَ أَنَا رَدِيفُ النَّبِيِّ فَقَالَ: يَا مُعَاذُ.  قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. ثُمَّ قَالَ مِثْلَهُ ثَلَاثًا: هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ؟ قُلْتُ: لَا. قَالَ حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا. ثُمَّ سَارَ سَاعَةً فَقَالَ: يَا مُعَاذُ. قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. قَالَ: هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى ا إِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ؟ أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ
Dari Muadz bin Jabal, beliau berkata, Suatu saat saya dibonceng Nabi  di atas keledai. Beliau  bertanya, Wahai Muadz. Saya menjawab, Aku selalu menyambutmu. Beliau mengatakan hal itu tiga kali (dan saya jawab tiga kali juga). Beliau  mengatakan, Tahukah engkau apa hak Allah katas para hamba? Saya menjawab, Tidak. Nabi  mengatakan, Hak Allah katas para hamba adalah mereka mengibadahi-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Kemudian beliau berjalan beberapa saat, dan berkata, Wahai Muadz. Dijawab, Aku selalu menyambutmu. Beliau  bertanya, Tahukah kamu, apa hak mereka atas Allah kapabila mereka melakukannya? Allah k tidak akan mengazab mereka. (HR. Al-Bukhari no. 6267)
Hadits Muadz adi atas menunjukkan betapa pentingnya seseorang memberikan curahan waktu dan upaya untuk mengenal tauhid dan syirik, kemudian mengamalkannya sepanjang hayat. Seorang muslim harus memahami dengan benar hal-hal yang membahayakan tauhidnya dan yang menyuburkan pohon tauhid dalam hatinya. Tidak ada jalan lain untuk mendapatkannya kecuali dengan terus meminta kepada Allah kdan menempuh sebab-sebabnya, di antaranya adalah menuntut ilmu. Bersambung...

&Sumber: Booklet Al Huda Edisi 69: Jum’at 23 Dzul’qadah 1437 H/26 Agustus 2016M

Related

Akidah 8907666062366277997

Posting Komentar

emo-but-icon

Hot in Week

Recent

Comments

Jernihkan Pendengaran Anda

Download Ebook Kaidah Asmaul Husna

Download Ebook Fatwa Seputar Bulan Sya'ban

item